Membangun Merek yang Kuat


Pemasaran merupakan bagian yang penting berhubungan dengan pasar, karena pasar yang ada sekarang merupakan pasar pembeli dimana terjadinya transaksi jual beli tergantung pada keputusan pembeli sendiri sehingga pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen dan yang penting perusahaan sebagai yang menawarkan barang hanya bisa mengikuti kehendak konsumen dan bagaimana mengatasi pesaing-pesaing dari perusahaan yang menciptakan barang sejenis. Dengan melalui pasar perusahaan dapat melaksanakan konsep pemasarannya yaitu bagaimana usaha perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sebagai syarat sosial maupun ekonomi bagi kelangsungan hidup perusahaan sehingga perusahaan bisa mempelajarai pemasaran dengan cara melakukan pendekatan yaitu salah satunya adalah pendekatan serba sistem yang membahas kegiatan utama pemasran dalam hal produk yang mengangkat tentang sebuah merek atau brand.
Merek “Brand” yang baik dinyatakan denga kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu untuk mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahan untuk membedakan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Dengan melihat merek seseorang yang sudah menggemanri atau fanatic terhadap rasanya, mutunya atau keadaannya tidak akan memilih lagi dalam membeli barang cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam suatu produk menganggap sudah cukup memutuskan untuk membeli. Dengan merek yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu dalam memakainya

Model Ekuitas Merek
Model ekuitas merek menyoroti empat dari antaranya yang lebih mapan:
1. Penilai aset merek (Brand Asset Valuator)
Ada empat komponen kunci ekuitas merek menurut penilai aset merek:
• Diferensiasi, mengukur sejauh mana sebuah merek dilihat berbeda dari merek lain.
• Relevasi, mengukur kelusan daya tarik merek.
• Penghargaan, mengukur baiknya anggapan dan penghargaan terhdap merek.
• Pengetahuan, mengukur seberapa akrab dan intimya konsumen terhadap merek itu.

2. Model Aaker
·         Memandang ekuitas merek sebagai suatu perangkat dari lima kategori aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan merek yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau pelayanan. Kategori tersebut :
o kesetiaan merek,
o kesadaran merek,
o mutu yang dirasakan,
o asosiasi merek, dan
o aset kepemilikan lainnya, seperti pola merek dagang, dan hubungan saluran.

3. Brandz
·         Menyusun kekuatan merek yang pada intinya tujuan setiap langkah secara berurutan adalah sebagai berikut:
o Kehadiran. Apakah saya tahu tentang itu?
o Relevasi. Apakah ia menawarkan sesuatu kepada saya?
o Kinerja. Apakah ia bisa memenuhinya?
o Keuntungan. Apakah ia menawarkan sesuatu yang lebih baik dari yang lain?
o Ikatan. Tidak ada yang mengunggulinya.

4. Resonansi Merek
·         Model ini menyusun merek sebagai rangkaian urutan langkah yang meningkat, mulai dari bawah sampai ke puncak:
o memastikan identifikasi merek dengan pelanggan dan asosiasi merek dalam pikiran pelanggan dengan satu kelas produk,
o membangun kokoh arti totalitas merek ke dalam pikiran pelanggan dengan strategi mengaitkan banyak asosiasi merek berwujud dan tak berwujud,
o memilih tanggapan pelanggan yang memadai dari segi penilain dan perasaan yang berkaitan dengan merek,
o membalikkan tanggapan merek untuk menciptakan hubungan loyalitas merek yang intens antara pelanggan dan merek.


Hubungan dari berbagai model ekuitas merek yakni membangun ekuitasmerek yang dimana setiap elemen atau identitas yang membentuk merek menjadi cerminan yang dapat memilih menentukan merek agar merek tersebut dapat diingat, berarti, dapat disukai, dapat ditransfer, dapat disesuaikan, dan dapat dilindungi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar