DEFINISI MOTIVASI
Orang-orang tidak hanya berbeda dalam
kemampuan melakukan sesuatu tetapi juga dalam motivasi mereka melakukan hal itu
“Motivasi orang bergantung pada kuat
lemahnya motif yang ada. Motif berarti suatu keadaan di dalam diri
seseorang (inner state) yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan, mengarahkan
dan menyalurkan perilaku kea rah tujuan.” (Koontz, 1990:115)
Peranan manusia dalam mencapai
tujuan tersebut sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk
menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka
haruslah dipahami motivasi bekerja pada suatu organisasi, karena motivasi
inilah yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja atau dengan kata lain
perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. Adapun
beberapa pengertian motivasi adalah sebagai berikut:
Þ
Motivasi berarti sesuatu hal yang
menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Jadi, motivasi
dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara
tertentu. (Manullang, 1982:76)
Þ
Motivasi seringkali diartikan dengan
istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan jiwa dan jasmani
untuk berbuat mencapai tujuan, sehingga motivasi merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia
untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
(As’ad, 1995:45)
Þ
Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan
proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga
mereka mau bekerja ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien.
(Sarwoto, 1983:135)
Dari ketiga definisi tentang motivasi dapat
ditarik kesimpulan bahwa “motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan
keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan dari
apa yang dibutuhkannya”. Dalam memotivasikan karyawan, manager harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan
karyawan sehingga karyawan mau bekerja ikhlas demi tercapainya tujuan
perusahaan.
Konsep dan Teori MOTIVASI
Konsep motivasi yang dijelaskan
oleh Suwanto (2001:150) adalah sebagai berikut:
1) Model Tradisional
Dalam model tradisional
ini secara umum mempunyai 3 sumbangan teori yaitu The Social Darwinist (The
Natural Law) oleh Herbert Spencer, The Scientific Management Movement oleh
Frederick W. Taylor, dan ide-ide yang dikembangkan oleh Max Webber.
Teori model ini berkembang
pada abad ke 19 yang menitikberatkan pada bagaimana para pegawai atau karyawan
untuk mematuhi atau mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan bagi
pelaksanaan pekerjaan mereka. Para bawahan tidak diberikan kesempatan
untuk mengembangkan kreatifitas,
kemandirian, melainkan hanya dilatih
untuk menjadi setia dan loyal. Dua konsep utama yang merupakan pusat model
tradisional ini adalah : (a) Ketertiban dan stabilitas (orderliness) dan (b)
kewenangan yang didasarkan pada kemampuan.
Menanggapi model
tradisional ini, Sulistiyani dan Rosidah (2003:19) mengemukakan bahwa model
tradisional tidak terlepas dari pengaruh teori birokrasi. Hal tersebut ditarik
oleh adanya bukti bahwa dalam model tradisional terdapat pengaruh dari teori
Taylor, Frank dan Gilbert yang menyatakan bahwa untuk mengatasi
ketidakefisiensienan dalam organisasi atau perusahaan maka organisasi
disarankan untuk membuat standard
pegawai yang jelas, spesialisasi pegawai, control yang kuat, penempatan pegawai
berdasarkan keahlian, dan sistem penggajian berdasarkan pada jenis dan khas
pegawai. Sulistiyani dan Rosidah menjelaskan bahwa pada model tradisional ini
pekerjaan sangat dipengaruhi oleh peraturan.
2) Model Hubungan Manusia
Dalam model hubungan
manusia ini merupakan bentuk dari ketidakpuasan atas praktik model manajemen
tradisional yang cenderung kaku serta memperlakukan pegawai seperti mesin.
Dalam model manajemen tradisional mencoba memfokuskan kajiannya pada
spesialisasi tugas, ketertiban, stabilitas, dan pengendalian sehingga dapat
memunculkan standarisasi kerja yang dinilai dapat mencapai produktifitas
tertinggi para pegawai.
Teori ini merupakan
pengembangan dan penggabungan dari teori model tradisional di mana management
harus berhubungan dengan manusia seutuhnya daripada hanya keterampilan dan
bakat. Dengan semikian, penekanan pada unsur manusia selalu dikaitkan dengan hasil yang lebih
baik, produksi yang lebih tinggi, dan efektifitas yang meningkat.
3) Model Sumber Daya Manusia
Dalam Model Sumber Daya
Manusia ini adalah suatu pengembangan dari model-model manajemen yang
sebelumnya yaitu model tradisional dan model hubungan manusia yang menyadari
bahwa karyawan adalah orang yang ingin dilibatkan dalam organisasi. Seperti
dalam halnya model hubungan manusia, model sumber daya manusia juga
bersependapat bahwa bawahan harus dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan, tetapi ada perbedaan point dalam
manajemen bawahan. Dalam model ini, lebih kepada pengembangan sumber daya pada
karyawan itu sendiri dan bagaimana bawahan mengerti sendiri dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang dilaksanakan.
Teori Motivasi menurut Frederick W. Taylor,
Elton Mayo,
dan Douglas McGregor
1. Menurut Frederick W. Taylor :
a. Frederick
W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan
produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja.
b. Manajer
menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dan menggunakan
insentif sebagai motivator. Pandangan ini menganggap bahwa para pekerja malas
dan hanya dimotivasi dengan uang. Tapi dalam beberapa kasus konsep ini cukup
karena sejalan dengan efesiensi meningkat, kebutuhan karyawan dapat dipangkas.
PHK menjadi biasa dan pekerja akan mencari jaminan kerja daripada kenaikan gaji
yang kecil dan sementara.
c. Teori
Motivasi Klasik (Frederick W. Taylor yang mengemukakan teori motivasi klasik,
teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi
kebutuhan fisik atau biologisnya, berbentuk uang atau barang dari hasil
kerjanya).
d. Menurutnya
(F. W. Taylor) , motivasi para pekerja itu hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan
dan kepuasan biologis saja. Sedangkan kebutuhan biologis itu sendiri adalah
kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang.
2. Menurut Elton Mayo :
a. Banyak praktek manajemen merasakan
bahwa pendekatan tradisional tidak memadahi.
b. Elton Mayo dan para peneliti
hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada
pekerjaannya adalah juga penting dan
bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat dan tugas-tugas yang bersifat
pengulangan adalah faktor-faktor pengurang motivasi, mereka juga percaya bahwa manajer dapat memotivasi bawahan
melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka berguna
dan penting.
c. Human Science Theory, yang isinya
adalah: (1) Masalah manusia hanya dapat diselesaikan secara manusiawi apabila
menggunakan informasi dan alat-alat kemanusiaan, (2) Moral kerja atau semangat
kerja besar peranan dan pengaruhnya terhadap produktivitas para pekerja, dan
(3) Perlakuan yang baik/wajar terhadap para karyawan lebih besar pengaruhnya
terhadap produktivitas daripada tingkat upah yang besar, walaupun upah juga
merupakan hal penting.
3. Menurut Douglas McGregor :
a. Douglas McGregor menemukan teori X
dan Y setelah mengkaji cara para manager berhubungan dengan para karyawan. Ada
4 asumsi yang dimiliki oleh manager dalam teori x, yaitu: (1) karyawan pada
dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk
menghindarinya, (2) karena karyawan tidak menukai pekerjaan, mereka harus
dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan, (3) karyawan
akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal (asumsi ketiga),
dan (4) sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain
terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
b. Bertentangan dengan
pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada 4 asumsi
positif yang disebutkan dalam teori Y, yaitu: (1) karyawan menganggap kerja
sebagai hal yang menyenangkan seperti halnya istirahat atau bermain, (2)
karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai
tujuan, (3) karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari dan bertanggung-jawab,
dan (4) karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke
seluruh populasi dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
0 komentar:
Posting Komentar